Minggu, 08 Januari 2017

BUKU PENGANTAR FILSAFAT ILMU



1.      Penyederhnaan dalam memahami  filsafat
Berbicara mengenai filsafat memang sedikit tergambarkan dalam benak kita dengan cirri-ciri yang dikemukakan oleh suaidi tersebut  yaitu  mendasar, menyeluruh dan spekulatif. Dalam banyak literatur filsafat sudah menjadi hal yang lumrah bahwa filsafat memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari disiplin ilmu-ilmu  yang lain karena keberadaannya dapat menjawab permasalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu- ilmu biasa. Bahkan filsafat dianggap sebagai ilmu yang sulit dan ribet. Hanya orang-orang jeniuslah yang mampu memahaminya. Akibatnya banyak mahasiswa yang menghindari mata kuliah filsafat karena dianggap terlampau sulit[1]
Namun apa yang dicirikan suaidi mengenai filsafat itu masih dalam batas keterjangkauan dengan karakteristik ilmiah, sebagaimana juga ilmu-ilmu yang lain memenuhi cirri-ciri tersebut. Secara bijak haidar bagir menyederhanakan filsafat sebagai suatu ilmu yang membuat kita selalu menemukan pandangan-pandangan yang bertentangan tentang masalah apapun.[2] Sehingga mahasiswa memiliki pandangan- pandangan yang jauh kedepan mengenai masalah- masalah yang dihadapi. berfikir bahwa selalu ada jawaban dalam setiap permasalahan.
Karena tujuannya untuk memahami segala sesuatu sebagaimana adanya yang hakiki. filsafat bersifat radikal ,Filsafat tak mungkin berhenti di gejala permukaan. Sebaliknya, filsafat menggali sedalam-dalamnya akar- akar yang berada di bawah gejala-gejala permukaan tersebut.[3] Sebagaimana seorang mahasiswa dewasa selalu berfikir  yang sedalam-dalamnya terlebih dahulu sebelum sesuatu itu dilakukan. Sehingga filsafat dapat difahami secara sederhana baik metodologi berfikirnya, maupun hikmah dalam mempelajarinya.
2.      Ilmu merupakan proses aktifitas  ilmiah
Ilmu sebagaimana kategori yang dijelaskan oleh suaedi yitu mengandung hipotesis, teori dan dalil hukum. Tentu saja kita mendapati di sini bahwa ilmu sedikit memiliki ruang lingkup yang terstruktur tentang metode berfikirnya lebih kongkrit daripada kesulitan-kesulitan metode berfikir yang dibangun oleh filsafat. Karena ilmu memiliki prorses yang jelas sebagaimana The liang gie mengatakan dalam bukunya filsafat ilmu wujud ilmu dalam tiga fungsi yaitu ilmu sebagai suatu proses,prosedur, dan produk[4]
a.       Ilmu sebagai proses
 sebagai poses berarti ilmu sebagai suatu aktivitas penelitian. Para pelakunya disebut ilmuan (scintist). Aktifitas yang dilakukan tidak bersifat tunggal, melainkan jamak. Ada rangkaian penelitian yang bersifat rasional, rasional dan teologis.
b.      Ilmu sebagai prosedur
Ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah ? Ada  banyak definisi, tetapi di sini kita mengutip satu saja. Menurut the world of scine of encyclopedia, metode ilmiah adalah prosedur yang digunakan ilmuan dalam mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang ada.
c.       Ilmu sebagai produk
Pengertian ilmiah yang paling sering digunakan. Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah. Sebagai sistem pengetahuan, ilmu mempunyai objek material dan objek formal. Objek material sering disebut pokok soal (subyect matter) sedangkan objek material dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mine). Lebih lazim objek formal disebut sudut pandang.[5]
3.      Pengetahuan sains rasional empiris
Pengetahuan merupakan akuisisi terendah yang diperoleh dari rangkaian pengalaman tanpa melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif.  Suaidi membagi pengetahuan menjadi tiga macam yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu dan pengetahuan agama. Semua pengetahuan itu  olen Ahmad Tafsir menyebutnya sebagai pengetahuan sains. Karena pengetahuan sains tergolong pada pengetahuan rasional empiris[6]. dengan dua ciri tersebut pengetahuan dapat dijadikan tolak  ukur dalam suatu pandangan.
Untuk mengetahui benar dan tidakknya serta cara memperolehnya terlebih dahulu kita mengenal objek pengetahuan sains. Objek pengetahuan sains yaitu semua ialah semua obyek yang empiris[7] jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa obyek kajian sains hanyalah obyek yang dalam ruang lingkup pengalaman manusia. Yang dimaksud pengalaman d sini adalah pengalaman indra[8]
Objek kajian sains haruslah objek-objek yang empiris sebab bukti-bukti yang harus ia temukan adalah bukti-bukti yang empiris. Bukti empiris ini diperlukan untuk menguji bukti rasional yang telah ditemukan dalam hipotesis. Objek yang dapat diteliti oleh sain banyak sekali: alam, tumbuhan, hewan, manusia, serta kejadian-kejadian di sekitar alam, semuanya dapat diteliti oleh sain. Dari penelitian itulah muncul teori teori sain. Penelitian itu berkelompok atau dikelompokkan dalam masing-masing cabang sain. Teori yang berkelompok itulah yang disebut struktur sain.baik cabang-cabang sain maupun isi masing-masing cabang sain tersebut.[9]




DAFTAR PUSTAKA

Ahmd Tafsir, filsafat ilmu, mengurai ontologi, epistemologi, dan  aksiologi,  (bandung: remaja rosdakarya)  2004 h.2
Bikololong J.K. Seri diktat kuliah filsafat ilmu universitas gunadarma 
Briyanto, filsafat ilmu dan ilmu keislaman , (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015)
Haidar bagir,buku saku filsafat islam, (bandung:  mizan pustaka, cet.1 2005)
Jujun s. filsafat ilmu: sebuah pengantar popular (badung: alfabeta)



[1] Briyanto, filsafat ilmu dan ilmu keislaman , (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015) h. 5
[2] Haidar bagir,buku saku filsafat islam, (bandung:  mizan pustaka, cet.1 2005) h. 38
[3] Ibid h.38
[4] Bikololong J.K. Seri diktat kuliah filsafat ilmu universitas gunadarma  h. 38
[5] Op cit h.Op cit h.39
[6] Ahmd Tafsir,filsafat ilmu, mengurai ontologi, epistemologi, dan  aksiologi,  (bandung: remaja rosdakarya)  2004 h.2
[7] Op cit h. 7
[8] Jujun s. filsafat ilmu: sebuah pengantar popular (badung: alfabeta) h. 105
[9] Ahmd Tafsir,filsafat ilmu, mengurai ontologi, epistemologi, dan  aksiologi,  (bandung: remaja rosdakarya)  2004  h.8

DAFTAR ISI
 
Prakata v
Daftar Isi vii
Bab 1 Sejarah Filsafat 1
Bab 2 Sumber Ilmu Pengetahuan 7
Bab 3 Filsafat, Ilmu, dan Pengetahuan 17
Bab 4 Perkembangan Ilmu 25
Bab 5 Kebenaran dan Sikap Ilmiah 43
Bab 6 Sarana Ilmiah 69
Bab 7 Kajian Bidang-bidang Filsafat 81
Bab 8 Ilmu, Teknologi, dan Seni 117
Bab 9 Ilmu dalam Strategi Insani 129
Daftar Pustaka 143
Profil Penulis 145




Tidak ada komentar:

Posting Komentar